8 SYARAT UTAMA PAKAIAN WANITA MUSLIMAH.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

TAZKIRAH HARI INI UNTUK RENUNGAN BERSAMA.  


8 SYARAT UTAMA PAKAIAN WANITA MUSLIMAH.

Seorang wanita muslimah yang beriman dan taat kepada ajaran agamanya, akan sentiasa menjadikan rumah sebagai benteng yang melindunginya dari segala macam fitnah yang akan  merosak kehidupan dunia dan akhiratnya.

Sentiasa taat kepada Allah SWT  Yang Menciptakan dan Memuliakannya, Yang Memerintahkannya untuk berdiam di dalam rumah.

Allah SWT  berfirman dalam al-Qur’an surah  Al-Ahzab ayat 33 :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ.

Ertinya:
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu ". (QS. Al-Ahzab: 33)

Jika ada keperluan mendesak yang mengharuskan seorang muslimah untuk keluar rumah, maka hendaklah ia memakai pakaian yang sesuai dengan aturan syari'at.

Secara garis besarnya, ada 8 syarat utama pakaian seorang wanita muslimah menurut  syariat Islam iaitu:

1. Pakaian yang menutupi aurat.

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surah An-Nuur ayat 31:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِن.

Ertinya:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, …". (QS. An-Nuur:31)

Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 59:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا.
         
Ertinya:
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka menghulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah SWT adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Ahzab:59).

Ada perbezaan pendapat tentang batasan aurat perempuan bagi selain muhrim. Sebahagian pendapat  ulama menganggap seluruh tubuh wanita  adalah aurat termasuk wajah dan dua  telapak tangan.

Diantara hujjah  yang mereka gunakan  adalah firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 53:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِن.

Ertinya:
"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir, cara yang demikian itu lebih Suci bagi hatimu dan hati mereka". (Al-Ahzab: 53)

Demikian pula dengan hadits Ibnu Mas'ud RA, Rasulullah SAW  bersabda:

المَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَان.
Ertinya:
"Wanita adalah aurat, apabila keluar rumah, syaitan akan memuliakannya". (HR. At-Tirmidzi).

Sedangkan pendapat yang lain menganggap bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan.

Pendapat  yang mereka gunakan diantaranya, menafsirkan pengecualian pada ayat 31 dalam  surah An-Nuur di atas.

{ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا } dengan “wajah dan telapak tangan”.

Demikian pula dengan hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha yang ke-shahih-annya diperselisihkan, bahwasanya Asma binti Abi Bakr menghadap pada Rasulullah SAW dengan pakaian tipis. Maka Rasulullah SAW  berpaling darinya dan bersabda:

يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا (وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ).

Ertinya:
"Ya Asma'! Sesungguhnya seorang wanita jika telah memasuki masa baliq, tidak boleh kelihatan bagian tubuhnya kecuali ini dan ini". Rasulullah menunjuk wajah dan telapak tangannya.
(HR. Abu Daud).

Akan tetapi mereka tetap  menyarankan untuk menutup wajah dan telapak tangan, dan bahkan mewajibkannya jika kerosakan akhlak wanita sudah semakin bermaharajalela.

Adapun batasan aurat perempuan dihadapan muhrimnya adalah selain tangan, betis, kepala dan leher. Sedangkan batasan aurat perempuan dihadapan perempuan muslimah lainnya adalah antara pusat dan lutut.

Namun sebaiknya wanita muslimah tetap memakai pakaian yang menutup seluruh badan  kecuali kepala, telapak tangan, dan telapak kaki dihadapan muhrimnya atau sesama wanita untuk menghindari mafsadah (kerosakan) yang tidak diinginkan.

2. Motif dan warnanya tidak terlalu menjolok mata, dan tidak mengundang perhatian serta fitnah kepada laki-laki.

Seorang wanita  diperintahkan memakai pakaian untuk menutupi kecantikan tubuhnya dan jauh dari perhatian lelaki.

Akan tetapi jika pakaian itu sendiri malah menambah perhatian dan boleh mengundang nafsu lelaki, maka jelas pakaian itu tetap dilarang.

Allah SWT  berfirman dalam al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 33 :

وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى.

Ertinya:
"Janganlah berpakaian dan bertingkah laku seperti pakaian   jahiliyah yang dahulu". (QS. Al-Ahzab:33).

mereka menggunakan pakaian dan bertingkah laku semata-mata  untuk menarik perhatian serta  mengundang syahwat laki-laki.

3. Tidak terlalu ketat serta  menampakkan susuk tubuh.

Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah SAW  memberiku pakaian "qubthiyah" (pakaian buatan Mesir) yang tebal, lalu aku berikan kepada istriku. Maka Rasulullah SAW  bertanya kepadaku:

مَا لَكَ لَمْ تَلْبَسِ الْقُبْطِيَّةَ ؟

"Kenapa engkau tidak memakai qubthiyah?" Aku  menjawab: Ya Rasulullah  pakaian itu telah kuberikan kepada istriku.
🔖Lalu Rasulullah SAW bersabda:

مُرْهَا فَلْتَجْعَلْ تَحْتَهَا غِلَالَةً، إِنِّي أَخَافُ أَنْ تَصِفَ حَجْمَ عِظَامِهَا» [مسند أحمد: حسن]

"Perintahkan kepadanya untuk melapisinya dengan pakaian dalam, aku khawatir pakaian itu akan menampakan bentuk tubuhnya". (HR. Ahmad).

4. Tidak terlalu jarang dan tidak tembus pandang.

Wanita yang memakai pakaian yang jarang dan tembus pandang adalah salah satu dari dua golongan ahli neraka yang tidak pernah dilihat oleh Rasulullah di masanya.

Dirawayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: ... ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا.

Ertinya:
"Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat: (1) …, (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang bogel  (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang nafsu laki-laki karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan bonggol  unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini." (HR. Muslim)

5. Tidak memakai wangi-wangian (parfum) yang terlalu menusuk hidung.

Pakaian wanita dan bau wangian akan mengundang nafsu lelaki yang menciumnya dan akan menimbulkan kerosakan.

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy'ary RADHIYALLAHU bahawasanya Rasulullah SAW bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَة.

Ertinya:
"Siapa saja dari kaum wanita yang memakai parfum, lalu melewati suatu kaum dan mencium baunya, maka ia adalah penzina".(HR. An-Nasa’i).

6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
       
Abu Hurairah RA berkata:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ.

Ertinya:
"Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, dan wanita yang memakai pakaian leki-laki". (HR. Abu Daud).

7. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir atau fasiq.

Abdullah bin 'Amr radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah SAW melihatku memakai pakaian berwarna kuning, maka beliau bersabda:
إِنَّ هَذِهِ مِنْ ثِيَابِ الْكُفَّارِ فَلَا تَلْبَسْهَا.

Ertinya:
"Sesungguhnya ini adalah pakaian orang kafir maka janganlah engkau memakainya". (HR. Muslim).

Dalam hadits Ibnu Umar RA, bahawasanya Rasulullah SAW  bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.
Ertinya:
"Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka". (HR. Abi Daud).

8. Tidak memakai pakaian syuhrah (pakaian untuk tujuan   bermegah-megah).

Yang dimaksud pakaian syuhrah adalah pakaian yang dipakai untuk tujuan membanggakan diri  dan menyombongkan diri. Baik dari segi harganya atau modelnya, seperti memakai pakaian yang mahal agar di katakan  glamor atau pakaian kusut masai  agar  dikatakan sebagai  zuhud.

Hadits Ibnu Umar RA, bahawasanya  Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا، أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا.

Ertinya:
"Barangsiapa yang memakai pakaian syuhrah di dunia, Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan di akhirat kemudian dibakar dengan api neraka". (HR. Ibnu Majah).

Syarat-syarat pakaian yang telah disebutkan di atas bukan bertujuan untuk mendiskriminasikan atau menyekat hak asasi kaum wanita, akan tetapi aturan ini dibuat semata-mata untuk menjaga martabat dan kesucian wanita muslimah agar tidak dirosakkan oleh tangan manusia yang menghendaki kehancuran dan kebejatan akhlak dan  moral kaum wanita.

Aturan tersebut  dibuat oleh Allah SWT Zat Yang Maha Mengetahui tabiat kaum wanita, dan ditetapkan oleh  junjungan alam baginda Rasulullah  Muhammad SAW  yang sangat menyayangi ummatnya terlebih bagi kaum wanita.

Ya Allah semoga para wanita muslimah di kalangan kami sentiasa mendapat taufik dan hidayah-Mu. Lindungi wanita muslimah kami  dari fitnah yang akan merosak kehidupan mereka. Tetapkan  hati  mereka  untuk  selalu menjaga  syariat -Mu dengan  baik. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!


Catatan:
ILMU ITU HANYA MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN.
SILA KONGSIKAN DENGAN SESAMA SAUDARA.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Teruskan menyokong kami:
 Facebook : Hijrah Haura
 Twitter : @twt_haura
 Instagram : hijrahhaura
 Blog : hijrahhaura.blogspot.com

JANGAN EDIT ATAU PADAM APA-APA
BELAJAR MENGHORMATI

 Bidadari itu Tempatnya di Syurga

 Ibu [ Naqibah Hijrah Haura Raudhatul Nisa' ]

Tiada ulasan: